Kamis, 24 Februari 2011

Ilmu Astronomi di dalam Al-Quran



Astronomi secara umumnya adalah ilmu berkenaan kaji bintang. Ilmu ini merangkumi pemerhatian mahupun penjelasan berkaitan perkara yang berlaku di luar bumi dan atmosfera bumi. Ilmu astronomi boleh juga diertikan dengan ilmu falak.

Mengikut Dictionary of Astronomy (Illingworth, 1979) maksud astronomi ialah kajian cerapan dan teoretis mengenai objek-objek samawi, ruang-ruang di antaranya dan tentang alam semesta secara keseluruhannya. Di bawahnya, secara tradisi, ialah astrometri (atau astronomi posisi) dan mekanik samawi. Ilmu falak pula secara tradisi, lebih tertumpu kepada astrometri iaitu kajian tentang posisi objek samawi di atas sfera samawi dan pergerakannya dengan perjalanan masa. Perkembangan ilmu astronomi seharusnya sejajar dengan perkembangan ilmu falak kerana maksud dan permulaan keduanya hampir sama[1].




Kepelbagaian langit dan bumi

“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?”[Qaaf:6]
Langit dijadikan tanpa tiang yang menyangga

“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”[Ar-Ra’d:2]

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”
[Luqman:10]

“Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”[An-Nazi’at:28]

“Dan Allah Telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan).”
[Ar-Rahmaan:7]

Keseimbangan dan kejadian yang mengagumkan
“Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
[Al-Mu’minuun:86-88]

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”
[Ar-Rahmaan:5]

Tujuan pergerakan matahari dan bulan

“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
[Al-An’am:96]

Tujuan kejadian bintang

Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya kami Telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang Mengetahui.”[Al-An’am:97]

Allah menegaskan timbulnya rasa takut dalam diri manusia apabila meneliti kejadian langit dan bumi
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[1258] yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
[Faathir:28]

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”[Ar-Ruum:23]

Pergerakan benda samawi yang teratur

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[1267]. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”[1267] Maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, Kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, Kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
[Yaasiin:38-40]

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[669]. dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.”
[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
[Yunus:5-6]

Sifat matahari dan bulan

“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.”[Al-Furqaan:61]

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”
[Nuh:15-16]
Sistem matahari dan pergerakannya
“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
[Al-Anbiyaa’:33]

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[Yaasiin:40]

Semua benda samawi tertakluk di bawah penguasaan Allah Taala

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”[548] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[Al-A’raaff:54]

“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Luqman:29]

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”[Az-Zumar:5]

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.”[Yaasiin :37]

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
[Al-An’am:59]
“ Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?"
[Al-Hujuraat:16]

Jarak ruang angkasa yang amat luasSehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, Maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)".
[Az-Zukhruf:38]

Maka Aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur dan barat, Sesungguhnya kami benar-benar Maha Kuasa.”[Al-Ma’aarij:40]

“Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya[1442]”[1442] dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin.
[Ar-Rahmaan:17]
Kemungkinan manusia untuk menakluk dan melampaui batas-batas alam
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
[Ar-Rahmaan:33]



Kepelbagaian dan kejadian ilmu astronomi yang disebutkan di dalam al-Quran ini adalah manifestasi kepada kekuasaan serta keagungan Yang Maha Mencipta. Al-Quran bukanlah kitab astronomi. Kerana itulah kewujudan bintang-bintang hanya diceritakan secara umum dan tidak diceritakan secara khusus tempat atau kedudukan bintang tersebut. Fakta-fakta astronomi dihuraikan di dalam Al-Quran dengan cara yang tersendiri agar manusia lebih memahami tanda-tanda kebesaranNya.

Senin, 21 Februari 2011

Tanda-Tanda Kiamat

TANDA-TANDA KIAMAT
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. Kita ucapkan shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad, segenap keluarga dan sahabatnya, serta siapa saja yang menyerukan dakwahnya hingga hari kiamat. Amma ba’du.
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Salah seorang akh pernah bertanya kepada saya mengenai kiamat, tanda-tanda dan bagaimana terjadinya. Tema tentang kiamat telah dibicarakan oleh Al-Qur’anul Karim dan dijelaskan oleh sunah muthaharah. Adapula buku yang ditulis khusus mengenai tema ini, seperti kitab Isya’ah Ji Asyrathis Sa’ah.
Pembicaraan mengenai tema ini bisa panjang lebar, tetapi dalam kesempatan seperti ini, saya berusaha menekan dan meringkas pembahasannya, lantas mengambil pelajaran darinya, supaya pembahasan ini bisa menggambarkan maksud secara jelas, menghilangkan keraguan, dan mencegah kerancuan.
Kiamat merupakan misteri. Allah telah memonopoli pengetahuan mengenainya dan tidak memberitahukannya kepada seorang pun.
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.” (Luqman: 34)
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu keda-tangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu ddak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’” (Al-A’raf: 187)
“Dan tahukah kamu (wahai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya?” (Al-Ahyab: 63)
Jadi, kiamat adalah misteri, yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Ia akan mendatangi manusia secara tiba-tiba. Tetapi waktu kedatangannya sudah dekat.
“Telah dekat (datangnya) kiamat dan telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1)
Inilah pandangan Al-Qur’anul Karim mengenai kiamat.
Adapun mengenai tanda-tanda kiamat, ia juga telah memberikan isyarat sekilas tanpa menjelaskannya secara mendetail. Sebagaimana firman Allah,
“Dan tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka secara tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya.” (Muhammad: 18)
Di antara tanda-tanda kedatangan kiamat adalah
1. Keluarnya binatang melata sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah swt.,
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)
2. Kemudian turunnya Isa as. sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah,
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu, janganlah kamu raguragu tentang kiamat itu.” (Ay-Zukhruf: 61)
Dan firman Allah:
“Tiada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya.” (An-Nisa’: 159)
3. Kemudian keluarnya Ya’juj dan Ma’juj sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah:
“Mereka berkata, ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu …” (Al-Kahfi: 94) sampai firman Allah: “…Maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka semuanya.” (Al-Kahfi: 98)
Dan firman Allah swt.:
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (Al-Anbiya’: 96)
4. Kemudian munculnya asap di langit sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah:
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. Yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih.” (Ad-Dukhan: 10-11)
Inilah tanda-tanda kiamat yang disebutkan secara global.
Adapun bagaimana peristiwa yang terjadi ketika kiamat, maka telah diisyaratkan oleh Al-Qur’anul Karim dalam firman Allah:
“Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan,” (At-Takwir: 1-2) dan ayat-ayat selanjutnya.
Kemudian dalam firman Allah:
“Apabila hari kiamat terjadi. Tak seorang pun dapat berdusta tentang kejadiannya. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan lain). Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya. Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya. Maka jadilah ia debu yang beterbangan.” (Al-Waqi’ah: 1-6)
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan.” (An-Naml: 88)
“Yaitu pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.” (Ibrahim: 48)
Kondisi yang digambarkan oleh Al-Qur’an ini sungguh menakjubkan dan merupakan salah satu kemukjizatannya. Ia tidak pernah menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan akal, yang sukar dipahami oleh manusia, atau yang membutuhkan pemikiran rumit. Bahkan, perkara-perkara yang ditegaskan oleh para astronom tidak bertentangan dengan apa yang tercantum dalam Al-Qur’anul Karim, karena ia merupakan kitab universal yang tidak membahas detail-detail masalah, tetapi hanya menyebutkan masalah-masalah yang bersifat umum. Maka, ketika Anda mempercayainya, hendaknya Anda mempercayainya tanpa keraguan sedikit pun.
Jika beralih kepada pembicaraan tentang kiamat dalam hadits, maka kita mendapati bahwa kita diperintahkan untuk mengambil hadits-hadits yang shahih dan bersih dari cacat.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian.” (Al-Ahzab: 21)
Kita mendapati hadits-hadits ini sesuai dengan kitab Allah dan tidak ada pertentangan di antara keduanya. Rasulullah saw. telah menyatakan bahwa beliau tidak mengetahui tentang kiamat, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits yang masyhur ketika beliau ditanya oleh Jibril as. mengenai kiamat. Beliau menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”
Kemudian beliau menyatakan bahwa kiamat itu sudah dekat, di dalam sabda beliau, “Aku diutus sedangkan jarak antara diriku dengan kiamat seperti ini.”
Banyak hadits yang berbicara tentang tanda-tanda kiamat diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, dan para muhadits lain. Bisa dilihat bahwa Nabi saw. dalam kebanyakan hadits-hadits ini memberikan keterangan singkat sebagaimana hadits-hadits mengenai fitnah dan tanda-tanda kiamat.
Sebagian dari hadits-hadits tersebut menjelaskan tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Ia berkebangsaan Yahudi, dan pernah muncul di zaman Nabi saw. sampai-sampai Umar ra. meminta izin kepada beliau untuk membunuhnya. Lantas Nabi saw. bersabda, “Jika ia bisa diketahui, kamu tidak bisa juga mengalahkannya.” Beberapa hadits menyebutkan banyak sifat-sifatnya, di antaranya bahwa ia akan turun di akhir zaman. Kemudian kita mendapati motif-motif politis melatarbelakangi pembuatan cerita-cerita yang menggambarkan Al-Mahdi Al-Muntazhar dan hadits-hadits palsu mengenainya. Misalnya: “Khalifah Allah di bumi-Nya adalah Al-Mahdi.” Hadits palsu ini dibuat lantaran khalifah yang memegang kekuasaan ketika itu adalah Al-Mahdi dari dinasti Bani Abas. Ini merupakan klaim politis. Karena itu, kita tidak mendapati sunah yang shahih yang menguatkan anggapan tentang Al-Mahdi ini. Status hadits-hadits mengenainya berkisar antara lemah dan palsu. Kemudian, jika Anda mengetahui bahwa ada sebagian orang yang menyampaikan keterangan-keterangan aneh tentang Ya’juj dan Ma’juj, sampai-sampai mereka mengatakan, “Yajuj dan Majuj bukan manusia keturunan Adam”, niscaya Anda tahu adanya idhthirab dalam hadits.
Idhtbirab adalah terjadinya pertentangan antara matan atau/dan sanad hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dengan sanad atau/dan matan hadits yang diriwayatkan oleh perawi lain yang lebih kuat tanpa bisa dicari titik temu antara keduanya, pen. hadits tersebut. Jika kita memperhatikan ini, di samping memperhatikan keterangan-keterangan yang bersifat global dan sekilas, maka kita mengetahui bahwa kita tidak terikat dengan berita-berita seperti ini. Kita tidak harus menggambarkannya secara terperinci sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para penulis. Kita hanya mengimaninya secara global sebagaimana penjelasan global yang diberikan Rasulullah saw. kepada kita, misalnya dalam hadits-hadits tentang fitnah, peristiwa-peristiwa alam seperti terbitnya matahari dari barat, dan peristiwa-peristiwa sosial seperti kekacauan di antara bangsa-bangsa.
Satu hal yang aneh, orang-orang Yahudi mencita-citakan berdirinya negara di tanah Palestina, di rumah Daud, karena beranggapan bahwa akan ada seorang raja yang datang dengan mengendarai keledai ke Baitul Maqdis. Mereka masih menunggunya hingga sekarang. Di antara hal-hal unik yang selayaknya diingat dari kisah Nabi saw, bahwa beliau saw. pernah masuk Palestina bersama sahabat-sahabatnya dengan mengendarai keledai. Seharusnya ini bisa menjadi bukti pembenar nubuwah bagi orang-orang Yahudi. Tetapi, mustahil mereka mau mengakui hal itu, karena Allah telah menggariskan nista dan kehinaan bagi mereka hingga hari kiamat.
‘Dan (ingatlah) ketika Tuhan kalian memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka adzab yang seburuk-buruknya.” (Al-A’raf: 167)
“Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayatayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (Al-Baqarah: 61)
Ringkasnya, Ikhwan sekalian, orang-orang mukmin wajib beriman kepada perkara-perkara ini secara global serta berpegang teguh kepada kitab dan sunah mereka, setelah itu hendaklah mereka membiarkan perincian dari semua itu dibuktikan oleh waktu. Waktulah yang akan menyempurnakan penjelasannya.